Info Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Berita

Berisi seputar info terbaru Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Category filter:AllBeritaGaleri
No more posts
30/Jan/2015

prof-crop

  1. N a m a : Prof.Dr.H.M.Rachmat Soelaeman,dr.,SpPD-KGH
  2. N.I.P. : 194306161967021001
  3. Tempat dan tanggal lahir : Tasikmalaya, 16 Juni 1943
  4. Pangkat / Golongan : Guru Besar, Gol.IV/e
  5. J a b a t a n : Guru Besar (Pensiun)
  6. Alamat Rumah : Jl. Jati Indah III/6 Bandung
  7. Alamat Kantor : Jl. Pasirkaliki No.190 Bandung

Penghargaan yang diterima :

Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 30 tahun, th. 1998

Piagam Penghargaan Satya Karya Bhakti kelas I, th. 2003

Riwayat pendidikan :

  1. Sekolah Dasar Negeri, 1955
  2. Sekolah Menengah Pertama Negeri, 1958
  3. Sekolah Menengah Atas Negeri, 1961
  4. Dokter Umum FK. UNPAD, 1969
  5. Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FK. UNPAD, 1978
  6. Dokter Nefrologis 1986
  7. Lulus S3 2001

Pendidikan Tambahan :

  1. Kursus/latihan dalam negeri P4
  2. Mengikuti pendidikan ahli ginjal, Bandung, 1980
  3. Mengikuti pendidikan ahli ginjal, Jakarta, 1982
  4. Penataran Tenaga Akademis UNPAD, Bandung, 1982
  5. Peserta Penataran Proses Belajar Mengajar NKK, Unpad-Bandungk, 28 Juli s.d. 7 Agustus 1982.
  6. Kursus Dasar Imunologi (Nasional), Bandung, 1982
  7. Kursus/latihan dalam negeri AKTA V, Bandung, 1984
  8. Mengikuti pendidikan ahli ginjal, Jakarta, 1985
  9. Postgraduate course in nephrology, Kualalumpur, 1985
  10. The course on clinical epidemiology, Bandung, 1985.
  11. Mengikuti job training Team Transplantasi Ginjal di Netherland selama 1 bulan (7 April 1986 s.d. 7 Mei 1986.

 Riwayat Pekerjaan :

  1. Asisten Luar Biasa Pathologi Klinik, 1965-1966.
  2. Asisten Pathologi Klinik, 1967.
  3. Bekerja di Bagian Hematologi Pathologi Klinik RS dr.Hasan Sadikin/FK Unpad, 1969-1970.
  4. Bekerja di Bagian Biokimia Pathologi Klinik RS dr.Hasan Sadikin/FK Unpad, 1971.
  5. Bekerja di Bagian Physiology Pathologi Klinik RS dr.Hasan Sadikin/FK Unpad, 1972.
  6. Dosen Luar Biasa Pathologi Klinik pada Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Pasti & Pengetahuan Alam Unpad, 1970-1972.
  7. Menjadi Pembatu Dekan Bidang Admnistrasi/Keuangan, 20 Januari 1989 – 1 Maret 1996
  8. Sekertaris Senat FK Unpad 1996-2002
  9. Anggota senat Universitas Padjadjaran 1995-1998 dan 2003 samapi sekarang
  10. Ketua Unit Penelitian Kesehatan FKUP-RSHS 2002 sampai sekarang

Riwayat Pangkat / Jabatan :

  1. Calon Pegawai Negeri Sipil, Asisten Ahli Muda (Gol.III/a), 1 Februari 1967
  2. (Asisten Ahli Muda/Penata Muda (Gol.III/a), 1 Juni 1969
  3. Asisten Ahli/Penata Muda Tk.I (Gol.III/b), 1 Oktober 1972.
  4. Lektor Muda/Penata (Gol.III/c), 1 April 1977
  5. Lektor Madya/Penata Tk.I (Gol.III/d), 1 April 1981
  6. Pembina/Lektor (Gol.IV/a), 1 Oktober 1985
  7. Pembina Utama Muda/Lektor Kepala (Gol.IV/b), 1 Oktober 1991
  8. Pembina Tk.I/Lektor Kepala Madya (Gol.IV/c), 1995

Karya Ilmiah :

  •  Sebagai penulis utama (Author) :
  1. Rachmat Soelaeman : “17 Ketostiroid” diajukan pada Kongres IAPI, di Surabaya, 1971.
  2. Rachmat Soelaeman : “Trial Therapi Ferrotrin pada penderita anemia defisiensi besi” diajukan pada pertemuan karya ilmiah FKUP/RSHS di Bandung, 1974
  3. Rachmat Soelaeman : “Gangguan Penderita Anemia Kekurangan Besi”. Diajukan pada : KOPAPDI III Bandung, 1975.
  4. Rachmat Soelaeman : “Penderita anemi defisiensi besi yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam RSHS/FKUP selama 1969-1973” diajukan pada KOPAPDI III, di Bandung, 1975.
  5. Rachmat Soelaeman : “Artritis Rematoid Tinjauan Kasus di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSHS selama tujuh tahun (1970-1977)” di Bandung, 1978.
  6. Rachmat Soelaeman : “Diagnosa dan terapi artritis rematoid” diajukan pad pekn ilmiah FKUP/RSHS di Bandung, 19-21 Januari 1978.
  7. Rachmat Soelaeman : “Peranan dialisa peritoneal DP pada terapi keracunan” di Bandung, 21-23 Januari 1978.
  8. Rachmat Soelaeman : “Gangguan irama jantung pada penderita typhus abdominalis” diajukan pada Kongres Ahli Penyakit Dalam Indonesia ke IV di Medan, 28-30 Juni 1978.
  9. Rachmat Soelaeman : “Pengelolaan hipertensi esensiil” diajukan pada simposium hipertensi yang diadakan oleh Ikatan Dokter Indonesia Cabang Bandung, 13 Nopember 1980.
  10. Rachmat Soelaeman : “Beberapa pengalaman pemakaian prazosin” diajukan pada kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia ke V di Semarang, Juni 1981.
  11. Rachmat Soelaeman : “Penanggulangan gagal ginjal akut” diajukan pada pekan ilmiah & simposium Nasional masalah penyakit ginjal dan saluran kemih, di Medan, Agustus 1982.
  12. Rachmat Soelaeman : “Krisis hipertensi” dimuat dalam buku bunga rampai Kedokteran, 1982.
  13. Rachmat Soelaeman : “Lupus miokarditis” diajukan pada kongres Perhimpunan Kardiologi Indonesia, di Surabaya, September 1984.
  14. Rachmat Soelaeman : “Pemakaian Carteolol pada hipertensi” diajukan pada KOPAPDI ke VI di Jakarta, Juli 1984.
  15. Rachmat Soelaeman : “Renal Amyloidosis” diajukan pada : Asian Qolloqium of Nephrolog, di Kualalumpur, 1985.
  16. Rachmat Soelaeman : “Ginjal pada Lepra” Diajukan pada : Konker PERNEFRI, 28 April 1985.
  17. Rachmat Soelaeman : “Kidney in Leprosis” Diajukan pada : Asian Colloqium in Nephrology, Kuala Lumpur, 1985.
  18. Rachmat Soelaeman : “Nefidipin for treatment of hypertension” diajukan pada Asean Congress of Cardiology, di Jakarta, 1986.
  19. Rachmat Soelaeman : “Hemodialisa” Diajuakan pada : HUT FKUP, Oktober 1987.
  20. Rachmat Soelaeman : “ERPF in Hypertension” Diajukan pada : Asian Colloqium in Nephrology, Jakarta, 1987.
  21. Rachmat Soelaeman : “Effect of Diltiazem in Hypertension” Diajukan pada : Asian Cardiology Congress, Jakarta, 1987.
  22. Rachmat Soelaeman : “Krisis Hipertensi: Diajukan pada :Buku Bunga Rampai FKUP, 1988.
  23. Rachmat Soelaeman : “Pengelolaan Hipertensi” Diajukan pada : Simposium Hipertensi, Cirebon, 1988.
  24. Rachmat Soelaeman : “Nicardipine Effect on Glomerular Filtration Rare” Diajukan pada : ISH Congress, Tokyo, 1990.
  25. Rachmat Soelaeman : “Hubungan Ginjal dan Hipertensi” Diajukan pada : Simposium Hipertensi, Bandung, 1990.
  26. Rachmat Soelaeman : “Peritoneal Dialysis” Diajukan pada : Simposium Gagal Ginjal. HUT Pertamina, 1 Desember 1990.
  27. Rachmat Soelaeman : “Acute renal failure” Diajukan pada : Simposium Gagal Hinjal HUT USU, 30 Agustus 1982.
  28. Rachmat Soelaeman : “ACE Inhibitor pada Hipertensi” Diajukan pada : Simposium Hipertensi, Bandung, 1995.
  29. Rachmat Soelaeman : “Cytosolic free calcium and inositol 1,4,5 triphosphate in monocyte of low rennin essential hypertension” World Congress of Nephrology Oktober 13-17 2001, San Franscisco USA
  30. Rachmat Soelaeman : “Plasma endothelin-1 and inositol 1,4,5 triphosphate in monocyte of low rennin essential hypertension” World Congress of Nephrology October 13-17 2001, San Franscisco USA
  31. Rachmat Soelaeman : “Peranan perubahan transduksi sinyal endotelin-1 dan kanal kalsium membrane plasma pada patofisiologi hipertensi esensial renin rendah” Disertasi Universitas Padjadjaran, 2001.
  • Sebagai penulis pembantu (Co-author) :

REFARAT :

  1. Pemeriksaan Sumsum Tulang, September 1970
  2. Pemeriksaan kadar cholesterol dan pemeriksaan ECG di Bagian Pathologi Klinik, 1968-1972.

PENELITIAN :

  1. Penentuan harga normal hematologi (siswa perawat) di Bagian Pathologi Klinik FKUP/RSHS, tahun 1970.
  2. Penentuan harga normal 17 ketosteroid dalan urine (pegawi & dokter) di Bagian Pathologi Klinik FKUP/RSHS, tahun 1971.
  3. Penentuan harga normal cholesterol (mahasisw dan atlit PON) di Bagian Pathologi Klinik FKUP/RSHS, tahun 1973.
  4. Gambaran Penderita Anemia Kekurangan Besi. Diajukan pada : KOPAPDI III. Bandung, 1975
  5. Gangguan Irama Jantung pada Penderita Typhus Abdominalis. Diajukan pada : KOPAPDI IV. Medan 1978
  6. Artritis rematoid. Diajukan pada : Tugas akhir Pendidikan Spesialis Peny. Dalam 1978
  7. Acute renal failure. Diajukan pada : Simposium Gagal Ginjal. HUT USU, 30 Agustus 1982
  8. Alopecia pada Gagal Ginjal Menahun. Diajukan pada KOPAPDI VI, di Jakarta, Juli 1984.
  9. Gagal Ginjal Akut pada Hepatitis. Diajukan pada KOPAPDI VI, di Jakarta, Juli 1984.
  10. Ginjal pada Lepra. Diajukan pada : Konker PERNEFRI, 28 April 1985
  11. Kidney in Leprosis. Diajukan pada : Asian Colloqium in Nephrology. Kuala Lumpur 1985
  12. Diajukan pada : HUT FKUP, Oktober 1987
  13. ERPF in Hypertension. Diajukan pada : Asian Colloqium in Nephrology. Jakarta 1987
  14. Effect of Diltiazem in Hypertension. Diajukan pada: Asian Cardiology Congess. Jakarta 1987
  15. Krisis Hipertensi. Diajukan pada : Bunga Rampai FKUP 1988
  16. Pengelolaan Hipertensi. Diajukan pada : Simposium Hipertensi, Cirebon 1988
  17. Nicardipine Effect on Glomerular Filtration Rate. Diajukan pada : ISH Congress. Tokyo 1990
  18. Hubungan Ginjal dan Hipertensi. Diajukan pada : Simposium Hipertensi. Bandung 1990
  19. Peritoneal Dialysis. Diajukan pada : Simposium Gagal Ginjal. HUT Pertamina, 1 Desember 1990
  20. ACE Inhibitor pada Hipertensi. Diajukan pada : Simposium Hipertensi. Bandung 1995.
  • Keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah :
  1. Mengikuti KONIKA II di Bandung, April 1971.
  2. Mengikuti Kongres IAPI di Surabaya, September 1971.
  3. Mengikuti Pekan Ilmiah HUT FKUP ke-15 di Bandung, tanggal 4-9 September 1972.
  4. Mengikuti Pekan Ilmiah Shock di FKUP, tanggal 15-16 Juni 1973.
  5. Mengikuti Kongres Nsional Hematologi-Tranfusi (Nasional), Bandung, 1980
  6. Mengikuti Simposium Nasional Koma (Nasional), Ujungpandang, 1980
  7. Mengikuti Simposium infeksi Nosokomial (Regional), Bandung, 1980
  8. Mengikuti “The Fourth Colloqium in Nephrologi” di Hongkong, 8-14 November 1981.
  9. Mengikuti KOPAPDI V (Nasional), Semarang, 1981
  10. Mengikuti Simposium Syok Anafilaktik (Regional), Bandung, 1981
  11. Mengikuti Simposium Masalah Penyakit Ginjal (Nasional), Medan, 1982
  12. Mengikuti Simposium Penyakit Jantung (Nasional), Jakarta, 1982
  13. Mengikuti Second Asian Pasific Congress of Nephrology (Internasional), Melbourne, 1983
  14. Mengikuti Simposium hipertensi (Nasional), Jakarta, 1983
  15. Mengikuti Asian Pasific Congress of Cardiology (Internasional), Taipei, 1983
  16. Mengikuti Simposium Penyakit Kardiovaskuler (Nasional), Jakarta,1983
  17. Mengikuti Asian Symposium on Hypertension (Internasional), Denpasar, 1983
  18. Mengikuti Simposium Konsep Baru Penanganan Penyakit Jantung dan Hipertensi (Regional), Bandung, 1983
  19. Mengikuti Simposium Pemakaian Beta Blocker (Regional), Bandung, 1983
  20. Mengikuti Simposium Penanggulangan Infark Miokard (Nasional), Denpasar, 1983
  21. Mengikuti Kongres Nasional IV PERKI (Nasional), Surabaya, 1984
  22. Mengikuti Kongres Nasional VI Kopapdi (Nasional), Jakarta, 1984
  23. Mengikuti Internasional congress of internal medicine (Internasional), Kyoto, 1984
  24. Mengikuti Simposium kalsium antagonis (Nasional), Jakarta, 1984
  25. Mengikuti Pekan Ilmiah FKUP (Regional), Bandung, 1984
  26. Mengikuti Simposium Stroke (Regional), Bandung, 1984
  27. Mengikuti Simposium penyakit jantung iskemik (Regional), Bandung, 1985
  28. Mengikuti Sixth asian colloqium nephrology (Internasional), Kualalumpur, 1985
  29. Mengikuti Seminar on renal transplantation (Internasional), Kualalumpur, 1985
  30. Mengikuti Simposium penyakit ginjal di masyarakat (Nasional), Bandung, 1985
  31. Menghadari “Asian Pacific Congress of Nephrology” di Singapura, tanggal 5-10 Oktober 1986.
  32. Mengikuti acara “The 16th International Symposium of Indapamide”, di Thailand-Bangkok, pada tanggal 15 November 1987.
  33. Mengikuti acara “The Seventh Asian Colloqium in Nephrology”, di Taipei-Taiwan, pada tanggal 22-28 November 1987.
  34. Mengikuti acara “2nd International Nifedipine GITS Symposium” di Paris, tanggal 8-12 Juni 1994.
  35. Mengikuti kongres “11th Asian Pasific Congress of Cardiology” di Nusa Dua – Bali, pada tanggal 18-20 September 1995.
  36. Mengikuti acara “Kongres International Society Hypertension” di Amsterdam Belanda, pada tanggal 7-11 Juni 1998.
  37. Mengikuti “Asia Clinical Trials Conference 1998” di Hong Kong, tanggal 25-27 Oktober 1998.
  38. Mengikuti “Congress International Society of Nephrology” di San Francisco, USA, tanggal 14-17 Oktober 2001.
  39. Mengikuti acara “19th Scientific Meeting of the International Society of Hypertension” di Praha, Republik Cheko, tanggal 23-27 Juni 2002.

Organisasi yang dimasuki :

  1. IDI
  2. PAPDI
  3. Pernefri
  4. InaSH
  5. ISH
  6. InaSN

 Pengabdian Masyarakat/Ceramah/dll. :

  1. Sebagai Sekretaris pada acara Simposium Aspek Klinik Tuberkulosa, oleh Badan Pelaksana Continuing Medical Education IDI Cabang Bandung, pada 28 Maret 1981.
  2. Memberikan Ceramah Klinik mengenai “Hipertensi” di Kabupaten Sukabumi, pada tgl 15 Maret 1986.
  3. Sebagai Pembicara pada kegiatan ilmiah/simposium “Hipertensi pada Kehamilan (Eklampsi)” di Gedung RRI/BP Bumi Sangkuriang Bandung, 25 Oktober 1986
  4. Memberikan Ceramah kepada paramedis RSU Muhammadiyah dalam rangka pelayanan Gawat Darurat, pada tanggal 21 Mei 1988.
  5. Sebagai Sekretaris pada Simposium “Era Baru Pengobatan dengan Anti-biotika”, di Hotel Panghegar Bandung, 16 Agustus 1988.
  6. Menyampaikan makalah (ceramah ilmiah} pada pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia Cabang Tasikmalaya, di Ruang Rapat RSU Tasikmalaya, tgl 27 Agustus 1988.
  7. Sebagai Pembicara pada acara Simposium “Pengelolaan Mutakhir Penyakit Hipertensi Dalam Praktek sehari-hari” di BP Bumi Sangkuriang Bandung, tanggal 9 September 1989.
  8. Sebagai Pembicara pada acara Simposium “Peranan Quinolone Dalam Penanggulangan Infeksi” topik “UTI Complicated Types” di Aula Unpad Bandung, 9 Juni 1990.
  9. Memberikan Ceramah Kesejahteraan “Mengenal Hipertensi dan Pengelolaannya” pada Yayasan Sosial dan Pendidikan Eka Sapta di Gedung ex MIPA Unpad Bandung, pada tanggal 18 Nopember 1990.
  10. Sebagai Pembicara pada Siang Klinik “Era Baru Penatalaksanaan Hipertensi Dengan Ace Inhibitor” di Cirebon, tanggal 10 Agustus 1991.
  11. Sejak April 1988 s.d. April 1991
  • Melaksanakan kegiatan Rawat Jalan Ginjal/Hipertensi
  • Melaksanakan kegiatan Rawat Inap Ginjal/Hipertensi
  • Melaksanakan sebagai konsulen di RS Muhamadiyah
  1. Sebagai Moderator pada acara Simposium sehari “Penatalaksanaan Hipertensi & Gagal Jantung” di Hotel Horison Bandung, tanggal 25 Oktober 1992.
  2. Panitia dalam Bidang Sarana Fisik Penjajagan Pembangunan RS Khusus Bedah dan Pusat Diagnostik di Jl.Dipati Ukur No.46 Bandung, SK Rektor Unpad, 29 Januari 2002
  3. Sebagai Nara Sumber Panitia Penjajagan Pembangunan RS Khusus Bedah dan Pusat Diagnostik di Jl.Dipati Ukur No.46 Bandung, SK Rektor Unpad, 29 Januari 2003
  4. Sebagai anggota Sekretaris/Wakil Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman dalam Pengangkatan Panitia Evaluasi Kurikulum Kepaniteraan di Fakultas Kedokteran Unpad, 01 Agustus 2003

 Pengalaman mengajar/membimbing/menguji mahasiswa D3/S1/Profesi/Sp1/S2/S3 :

  1. Mengajar :
  2. Memberi kuliah/praktikum Pathologi Klinik pada Mahasiswa FIPPA Unpad
  3. Memberi kuliah/praktikum Pathologi Klinik pada Dokter Gigi dalam SLOS
  4. Memberi kuliah Ilmu Penyakit Dalam-Ginjal/Hipertensi diperguruan tinggi dalam tahun akhir
  5. Memberi kuliah Pathologi Klinik di perguruan tinggi ini
  6. Membimbing :

       Coasistent : Bimbingan khusus

                          Responsi mahasiswa

  1. Pembimbing I dalam membimbing kegiatan penelitian/penulisan Karya tulis akhir dari Sri Shujuan,dr. pada tanggal 23 Januari 2004.
  2. Pembimbing II dalam membimbing kegiatan penelitian/penulisan karya tulis akhir dari Rudi Supriyadi,dr. pada tanggal 23 Januari 2004.
  3. Pembimbing II dalam membimbing kegiatan penelitian/penulisan karya tulis akhir dari Nanny Natalia,MS.,dr. pada tanggal 23 Januari 2004.

IMG_2217_red-1024x683.jpg
25/Jan/2015


IMG_2356_resized.jpg
25/Jan/2015

IMG_2356_resized

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung menyelenggarakan acara Peresmian Masjid Fathul Baari, Acara tersebut diselenggarakan di halaman Masjid Fathul Baari, Jum’at (23/01) dan dihadiri oleh Direksi, Manager dan Kepala seksi RSMB. Pembukaan acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-quran

IMG_2333_resized

kemudian sambutan dari Direktur Utama Dr. Hj. Tety H Rahim, Sp.THT-KL, M.Kes, MH.Kes, lalu sambutan dari Wakil Yanmed dan Keperawatan Dr. H. Hamdan Agus Hakim, MM,.

IMG_2347_resized

Setelah itu seperti biasa di pagi hari Jum’at melakukan kegiatan Jimat (Ngaji Jum’at) yang dihadiri oleh Ustadz KH DR Muchtar Khalid, Mag.

IMG_2355_resized

IMG_2356_resized

IMG_2357_resized

Puncak acara dari peresmian adalah gunting pita, oleh Direktur utama, Dr. Hj. Tety H Rahim, Sp.THT-KL, M.Kes, dan ketua PWM Jawa Barat Drs. H. Ayat Dimyati, M.Ag. secara simbolis diresmikannya Masjid Fathul Baari.

Dalam sambutannya, Dr. Hj. Tety H Rahim, Sp.THT-KL, M.Kes, mengucapkan rasa syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT bahwa telah diresmikannya Masji Fathul Baari.

Dalam kesempatan yang sama Dr. Hj. Tety H Rahim, Sp.THT-KL, M.Kes, selaku Direktur utama

berharap supaya Masjid tersebut nantinya dapat digunakan untuk kepentingan ibadah Karyawan dan keluarga pasien Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dengan memberikan fasilitas yang nyaman

”semoga Masjid Fathul Baari digunakan sebagai tempat ibadah yang nyaman dan layak pakai” tambahnya.

IMG_2364_resized

IMG_2379_resized

Acara dilanjutkan dengan Ramah Tamah sebagai rasa bersyukur kepada Allah SWT karena telah diresmikannya Masjid Fathul Baari.

 


IMG_2356_resized.jpg
25/Jan/2015


20141230_111445reduce-1024x576.jpg
24/Jan/2015


ginjal-300x229.jpg
24/Jan/2015

Anatomi

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjaradrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa  berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram.

Ginjal

Ginjal Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam.  Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan  ginjal kiri untuk memberi tempat  lobus hepatis dexter yang besar.  Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).

Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995) Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.

Vaskularisasi ginjal

Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995). Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).

Persarafan Pada Ginjal

Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.

Fisiologi Ginjal

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal adalah

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,

b)      mempertahankan  keseimbangan cairan tubuh,

c)      mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

d)     mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

e)     Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

f)     Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.

g)    Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah. Tahap

 

 Pembentukan Urine

Filtrasi Glomerular

Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF = Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

pembentukan-urineReabsorpsi

Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi.

Sekresi

Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen. Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya. Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium). Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

Edisi Selanjutnya Gejala Penyakit Ginjal

Tim Ginjal RS. Muhammadiyah Bandung

  1. Prof DR. Dr. H Rachmat Soelaeman,Sp PD-KGH
  2. dr. Hj. Lien Sumarlina
  3. 9 Perawat Terlatih Hemodialisa

Source


Kista-Ginjal.jpg
24/Jan/2015

 

Gejala penyakit ginjal dapat digolongkan menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Gejala gangguan ginjal akut, yaitu bengkak mata dan kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), sakit jika kencing, demam, kencing sedikit, kencing berwarna merah karena mengandung darah, atau justru sering kencing. Juga ada kelainan pada urin, seperti terdapat protein, darah merah, darah putih, dan bakteri. Gejala gangguan ginjal kronis, yaitu lemas, tak ada tenaga, tak ada nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, dan pucat atau anemi. Seperti gejala gangguan ginjal akut, ada kelainan pada urin yang mengandung protein, darah merah, dan darah putih. Hasil pemeriksaan laboratorium juga memperlihatkan kreatinin darah naik. Hb turun dan urin selalu postif mengandung protein.

Prinsipnya adalah mewaspadai gejala dan penyebab, sekalipun kita termasuk bukan golongan beresiko. Apalagi jika termasuk golongan beresiko. Gangguan gejala penyakit ginjal dapat menyerang kelompok yang beresiko maupun yang tidak beresiko. Termasuk beresiko adalah mereka yang memiliki keluarga dengan gangguan penyakit ginjal keturunan, seperti batu ginjal, ginjal polikistik, atau penyakit umum seperti diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas (kegemukan) dan asam urat.

Yang tidak beresiko pada gejala penyakit ginjal adalah mereka yang berpola hidup sehat, tapi suatu saat mengalami gangguan seperti buang air kecil, terganggu atau tidak normal.Nyeri pinggang, dan bengkak mata. Jadi sekalipun saat ini kondisi ginjal kelompok beresiko dan tidak beresiko dalam keadaan sehat, kewaspadaan tetap harus dijaga. Bagaimana dengan kelompol yang memang sudah mengalami gangguan ginjal? Pada kelompok dengan gangguan ginjal ringan/sedang, perlu berhati-hati pada obat rematik dan antibiotic tertentu. Jika terkena infeksi, obati segera. Hindari kekurangan cairan seperti karena muntaber dan lakukan control secara periodic. Bagi kelompok tergganggu berat atau menderita gagal ginjal terminal, melakukan terapi pengganti secar rutin dan benar merupakan pilihan bijaksana. Dan sebisanya tepati jadwal itu karena tak ada untungnya menunda. Dan yang ideal adalah cangkok ginjal.

Orang awam sering rancu antara apa yang disebut dengan cuci darah dengan transfuse darah pada penanganan penyakit ginjal. Dua hal yang amat berbeda, sekalipun pada keadaan tertentu, keduanya berhubungan. Berhubungan karena kadang orang yang mengalami cuci darah memerlukan transfuse. Pada transfuse darah, darah orang lain dimasukkan ke dalam tubuh kita. Pada cuci darah, darah kita sendiri yang bersirkulasi keluar masuk melewati saringan buatan.

Pada proses cuci darah, darah pasien dengan bantuan mesun akan dialirkan ke dalam ginjal buatan dan langsung kembali masuk ke dalam tubuh. Proses ini berlangsung secara terus menerus selama 4-5 jam. Pada transfuse darah  hanya ada satu tempat yang ditusuk dengan jarum berlubang, sementara pada proses cuci darah diperlukan dua. Satu untuk keluar dan lainnya untuk masuknya darah. Cuci darah bukan satu-satunya terapi pengganti fungsi ginjal. Ada terapi lain juga.

Penyakit Ginjal

 Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat   banyak (sangat vaskuler) yang fungsi atau tugas dasarnya adalah menyaring atau membersihkan darah. Volume aliran darah 1,2 liter/menit atau 1700 liter per hari yang kemudian disaring menjadi cairan filtrate seabanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke tubulus. Cairan filtrate ini diproses dalam tubulus  sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanayak 1-2 liter per hari.Sebagai resume, fungsi ginjal adalah seperti berikut : 1. Bertugas sebaqgai system filter/saringan, dan membuang sampah; 2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh; 3. Produksi hormone yang mengontrol tekanan darah; 4. Produksi hormone erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah dan ; 5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Jika fungsi ginjal terganggu hal ini akan mengakibatkan penyakit ginjal pada manusia.

 Penyebab penyakit ginjal banyak ditandai, tergantung dari masing-masing penyakit jenis apa. 1. Penyakit umum atau sistemik : kencing manis -diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi-dislipidemia, SLE, penyakit lupus, penyakit kekebalan tubuh lain, asam urat tinggi,-hyperuricemia-gout, infeksi dibadan : paru (TBC), sifilis, malaria, hepatitis, preeclampsia, obat-obatan, amiloidosis, kehilangan cairan banyak yang mendadak : muntaber, perdarahan, luka bakar. Hal –hal tadi dapat berakibat gangguan atau penyakit pada ginjal.. 2 . penyakit lokal pada ginjal : penyakit pada saringan (glomerulus)- glumorelunophritis, infeksi: kuman-pyelonephritis, ureteritis, batu bisa karena bakat.keturjnan, kelainan proses di ginjal (nepghrolithiasis), kista diginjal seperti polycystic kidney, trama karena benturan, terpukul, keganasan yang disebabkan oleh kanker seperti malignancy atau sumbatan seperti batu, tumor, penyempitan/striktur.

Terdapat bermacam-macam penyakit ginjal, sehingga pasien datang ke dokter juga dengan macam-macam gejala. Berikut ini kemungkinan seorang pasien dengan kumpulan gejala atauu sindrom penyakit ginjal seperti berikut ini : 1 . Gagal ginjal akutdengan gangguan mendadak, fungsi ginjal anjlok, tidak keluar urin ; 2. Nefritis akut yang muncul mendadak pada saringan ginjal atau glomerulus,maka, tungkai bengkak, ditemukan protein dan darah di urin ; 3. Gagal ginjal kronik dengan ganguan kronis menahun pada ginjal sehingga fungsi ginjal turun. Keluhan dan gejala antara lain dengan kondisi lemas, nafsu makan menurun, mual, pucat, kencing sedikit, sesak nafas.

  1. Sindrom nefrotik seperti adanya gangguan pada saringan ginjal, terjadi kebocoran protein yang hebat dari darah melalui glomerulus/saringan ke urin, terdapat bengkak  pada muka, kaki dan perut, dan maniknya kolesterol ; 5. Infeksi saluran kemih dengan terjaduny infeksi diginjak dan pada saluran kemih lainnya yang bisa akut dan kronis. Sakit pinggang, demam, kencing sakit bisa hanya pegal pinggang; 6. Gangguan pada tubulus ginjal; 7. Hipertensi yang umumnya tanpa gejala; 8. Batu ginjal/saluran kemih seperti nyeri hebat kolik, darah diurin; 9. Obstruksi saluran kemih seperti saluran kemih terbendung tumor, dan terjadinya striktur atau penyempitan, dan 10. Ganguan  ginjal tanpa gejala  (asimptomatik).

Jadi bila mencurigai ada gangguan atau penyakit ginjal, disarankan melakukan pemeriksaan yang paling sederhana yaitu memeriksakan urin lengkap di laboratorium untuk mendapatkan dara atau fakta awal yang berguna unutk proses selanjutnya menemukan apakah terjadi penyakit ginjal. Gejala penyakit ginjal dapat digolongkan pada 2 golongan akut dan kronis.

Penyakit Kista Ginjal

Kista-kista (benojolan berisi cairan) kecil yang berbentuk pada ginjal biasanya terjadi sebagai kelainan bawaan, yang dikenal sebagai kasus penyakit kista ginjal (poly-cystic kidney disease/PKD). Biasanya gejalanya baru diketahui setelah penderita dewasa. Pembesaran kista tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal, dan berakibat gagal ginjal.

Gejala penyakit kista ginjal adalah :

  1. Perut terasa kembung akibat terjadnya pembesaran ginjal
  2. Urin keluar dalam jumlah banyak karena ginjal tidak bisa lagi memekatkannya.
  3. Ada gumpalan besar pada bagian kanan atau kiri panggul.

Penyakit kista ginjal merupakan lesu yang terutama terlihat pada dewasa, ukurannya bervariasi, bisa multipel atau bilateral. Pemeriksaan ultrasonografi ginjal atau sidik CT abdomea yang sering dapat membedakan kista ginjal jinak dari lesi neoplastik, walaupun arteriogram mungkin diperlukan Jika kita tidak yakin bahwa kelainan tersebut jinak, maka fungsi kita ditambah sistogram ginjal (foto sinar-x dari kista yang terisi kontras) bisa dilakukan. Cairan kista diperiksa bagi adanya darah dan/atau sitologi abnormal. Pada kasus yang meragukan, eksplorasi ginjal dengan inspeksi visual pada lesi dan pembuangan dinding kista untuk analisis hstologi, mungkin merupakan satu-satunya cara untuk membuat diagnosis definitive.

 Pada pemeriksaan fisis harus dilakukan palpasi untuk mencari massa abdomen yang bisa merupakan petunjuk adnaya tumor atau kista pada ginjal. Pemeriksaan rectal untuk mencari keganasan prostat dan pengukuran tekanan darah.  Jika penyakit kista ginjaltidak menunjukkan suatu gejala apapun dan tidak mengganggu aktivitas sehari-sehari penderitanya, hal ini pasien tidak memerlukan perawatan intensif. Namun, dokter akan tetap merekomendasikan tes pencitraan secara rutin untuk melihat apakah ukuran dari kista ginjal ini membesar. Kadang, kista ginjal juga akan hilang dengan sendirinya. Untuk masalah kista yang mengganggu, ada dua prosedur yang dapat dilakukan. Dokter akan mengeringkan kista atau melakukan operasi pengangkatan kista tersebut.

 

Keluhan yang biasa dirasakan dari penyakit kista ginjal adalah nyeri pinggang akibat massa kista ginjal yang cukup besar. Kista juga terjadang mengalami infeksi maupun trauma yang berasal dari luar. Dampak dari penyebab ini adalah pendarahan sehingga terasa nyeri yang hebat. Gejala utama kista ginjal yang biasa dirasakan juga adalah infeksi saluran kemih yang sering dapat ditangani mandiri dengan antibiotic, nyeri dan kadang-kadang sangat kuat diperut dan punggung bawah yang dapat membantu dengan obat penghilang rasa sakit, dan darah dalam urin penderita. Jika Anda merasa gejala-gejala tersebut kemudian sebagai hal yang biasa kunjungan ke dokter harus dlakukan.  Penanganan penyakit kitsa ginjal pada umumnya dilakukan secara konservatis dengan pemantauan klinis atau juga pemeriksaan penunjang lain secara berkala. Bila sudah timbul keluhan atau komplikasi pada penyakit kista ginjal ini dapat dilakukan aspirasi cairan kista (tuntutan UGD) disertai pemberian obat skleroterapi maupun dengan pembedahan.

 Kreatinin Pada Ginjal

Ginjal memiliki 1,3 juta nefron, setiap nefron terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal, ansa Henle, dan tubulus distalis. Tubulus distalis akan bermuara ke dalam collecting tubule yang kemudian menuju ureter.

 Ginjal bekerja sebagai organ yang membuang cairan dari dalam tubuh dan menyaring zat yang masih diperlukan oleh tubuh yang berasal dari plasma. Proses penyaringan ini terjadi di  glomerulus yang menghasilkan fitrat. Fitrat ini berasal dari darah yang tidak mengandung sel darah dan protein dengan berat molekul (BM) > 60.000 Dalton. Jumlah fitrat yang dihasikkan adalah 125 mL/menit berarti 180 L/hari yang disebut sebagai “glomerular filtration rate” (GFR) sehingga bila fungsi filtarasi ginjal kurang sempurna maka cairan dan zat tertentu akan terkumpul di dalam tubuh  seperti urea dan kreatinin yang akan membahayakan pasien.

Untuk menilai fungsi ginjal diperlukan pemeriksaan urien terutama pH, berat jenis dan albumin. Fitrat glomerulus akan mengalami reabsorpsi air pada tubulus proksimal dan disatal secaa aktif, sehingga filtrat glomerulus menjadi lebih pekat. Selain itu air akan mengalami reabsorpsi pasif yang diperngaruhi oleh antidiuretic hormone (ADH).

Sebagaimana disebut diatas ginjal mempunyai fungi filtasi, reabsorpsi dan aeksresi. Unutk menguji faal reabsorpsi dapat dipakai penguluran berat jenis urine. Umumnya berat jenis filtrat glomerulus berkisar 1010, sehingga berat jenis urin yang menetap < 1010 sepanjang hari dapat berupa kelainan fungsi ginjal. Tapi pemeriksaan berat jenis urine ini berubah dari waktu ke waktu dan sangat dipengaruhi oleh :

– Jumlah cairan yang diminum

– Banyaknya keringat

– Kemampuan ginjal untuk mereabsorpsi cairan pada tubuli ginjal

 

Sebagaimana glomerulus berfungsi menyaring plasma khususnya protein dengan berat molekul > 60.000 dalton. Bila ditemukan adanya albumin perlu dicurgai kebocoran dari glomerulus.

Uji faal ginjal yang lain adalah :

  1. Pengukuran kadar urea di serum banyak digunakan untuk menyaring kelainan fungsi ginjal yang biasanya dilakukan bersamaan dengan pengukuran kadarkreatinin di serum. Urea difiltrasi oleh glomerulus kemudian di reabsorpsi kembali oleh tubuli ginjal. Pemeriksaan kadar urea selain terletak pada fungsi ginjal juga dipengaruhi oleh kecepatan produksi urea yaitu banyaknya protein yang dicerna.
  2. Kreatinin adalah zat yang berasal dari kreatin dan kreatin fosfat dari otot, sehingga kadar kreatinin tergantung pada massa otot. Oleh karena itu kadar kreatinin serum pada pria lebih tinggi dari wanita.
  3. Creatinine clearance (Klirens kreatinin) atau bersihan kreatinin adalah kemampuan ginjal unutk membesihkan suatu zat dalam waktu 1 menit. Klirens keratinin ini  dihitung menggunkan formula berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan banyaknya urine dalam waktu 24 jam. Klirens kreatinin akan menjadi rendah palsu pada penggunaan obat cimetidine.

 

Pemeriksaan Penyakit Pada Ginjal

Ginjal adalah organ yang berfungsi menghasilkan urin melalui proses filtrasi di glomeruli dan diikuti dengan reabsorbsi zat-zat yang masih diperlukan tubuh pada tubuli ginjla dan sekresi zat yang tidak digunakan lagi oleh tubuh. Satuan fungsional ginjal disebut dengan nefron terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal, ansa Henle dan tubulus distalis. Tubulus distalis akan bermuara ke dalam collecting tubule yang kemudian menjadi ureter.

 

Cairan tubuh yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan di glomerulus yang dalam keadan normal disebut filtrat glomerulus. Filtrat tersebut tidak mengandung sel darah maupun protein dengan berat molekul > 60.000 dalton.

Proses penyaringan darah pada glomerulus diatur oleh tekanan darah dan tekanan di dalam lumen nefron. Hasil filtasi glomeruli 125 ml/menit yang sesuai dnegan 180L/24 jam karena sebagian besar dari filtrat tersebut diserap kembali oleh tubuli ginjal. Filtrat glomeruli ini memiliki berat jenis 1010 0,002 dan pH 7.4. Dalam keadaan normal masih didapatkan glukosa di dalam filtrat. Tetapi tidak didapatkan di dalam urine karena tubuli ginjal memiliki kemampuan untuk menyerap glukosa kembali sebanyak 180mg/dL.

Sebagaimana diketahui urin adalah hasil filtrasi dari darah melalui glomeruli, sehingga perubahan di dalam aliran darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urine. Adanya hipertensi dapat menimbulkan berkurangnya fungsi ginjal yang merusak dinding pembuluh darah glomeruli, sehingga mungkin didapatkan eritrosit, leukosit dan epitel di urine.

Kerusakan pada tubuli dapat disebabkan oleh pengaruh zat yang beracun seperti dilepaskannya hemoglobin dari aliran darah atu obat yang bersifat racun terhadap tubuli ginjal. Pada keadaan ini bisa didapatkan silinder di dalam urin yang merupakan cetakan protein pada tubuli ginjal. Perubahan dalam susunan plasma dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kimia urine seperti pada :

– Penyakit hati dijumpai bilirubin dan peningkatan urobilinogen urine

– Diabetes mellitus dijumpai glukosa dan benda keton dalam keadaan ketoasidosis.

– Gangguan ginjal dijumpai perubahan dalam pH, berat jenis urine, protein dan kelainan hasil pemeriksaan sedimen urine

– Penyakit dengan kelainan darah seperti anemia hemolitik dijumpai hemoglobin di dalam urine.

Selain itu dapat dijumpai pula kelainan dalam sedimen urin seperti eritrosit, leukosit bakteri, jamur, Trichomonas, epitel dll.

Pemeriksaan urin meliputi pemeriksaan makroskopik seperti warna, kejernihan dan bau; mikroskopik meliputi pemeriksaan unsur erirosit, leukosit, epitel, silinder, bakteri, jamur, protozoa dll. Yang dilakukan pada pemeriksaan kimia urin meliputi pemeriksaan berat jenis, pH, glukosa, protein, keton, nitrit (bakteri), darah samar, esterase leukosit, urobilinogen dan bilirubin.

 

Macam-Macam Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal biasanya dibagi menjadi 4 macam kategori berdasarkan 4 kompartemen dasar anatomik yang pada prinsipnya terkena :

– Glomerulus
– Tubulus
– Interstisium
– Pembuluh darah

Banyak kelainan ginjal mengenai lebih dari satu struktur. Semua bentuk penyakit ginjal kronik terdapat kecenderungan bahwa pada akhirnya keempat elemen ginjal tersebut akan rusak dan sebagai puncaknya terjadilah penyakit ginjal stadium akhir (terminal) serta gagal ginjal kronik.

Penyakit ginjal secara klinis memiliki manifestasinya sendiri di dalam sindrom yang sudah didefinisikan dengan cukup baik. Sindrom tersebut diantaranya adalah :

 

  1. Sindrom nefritis akut terlihat pada beberapa penyakit glomerulus tertentu misalnya glomerulonefritis pasca infeksi streptokokus. Sindrom ini ditandai oleh onset kuat hematuria yang terlihat secara makroskopik, proteinuria yang ringan hingga sedang dan hipertensi.
  2. Sindrom nefrotik ditandai oleh protenuria berat (> 3,5 gm/hari), hipoalbuminemia, edema berat, hiperlipidemia dan lipiduria.
  3. Hematuria atau proteinuria asimtomatik biasanya merupakan manifestasi kelainan glomerulus yang ringan.
  4. Gagal ginjal akut didominasi oleh onset akut azotemia dengan oliguria atau anuari yyang terjadi karena cedera berat pada salah satu komponen ini : glomerulus, tubulus, interstisium atau pembuluh darah.
  5. Defek tubulus ginjal didominasi oleh poliuria, nokturia dan gangguan elektrolit misalnya asidosis metabolik. Defek ini terlihat pada penyakit didapat atau gentik yang mengenai tubulus dan atau interstisium.
  6. Infeksi saluran kemih mengenai ginjal (pielonefritis) atau kandung kemih (sistitis) dengan bakteriuria dan piuria.
  7. Nefrolitasis memiliki manifestasi klinis berupa kolik ginjal, hematuria dan pembentukan batu yang rekuren.

 

Ciri-Ciri Penyakit Ginjal

Setiap orang mempunyai 2 buah ginjal yang terletak di belakang rongga perut setinggi tulang iga terakhir di kiri dan kanan tulang belakang. Secara garis besar, fungsi ginjal ada dua, yaitu fungsi eksresi dan sekresi. Fungsi eksresi yaitu mengeluarkan air dan sampah metabolisme dalam bentuk air kemih, sedangkan fungsi seksresi yaitu menghasilkan hormon yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.

Setiap ginjal memiliki satu juta nefron yang merupakan bagian ginjal untuk menyaring darah. darah yang mengalir ke nefron di saring oleh glomerulus, selanjutnya sisa metabolisme dikeluarkan dalam urine. Hampir semua penyakit ginjal menyerang nefron. Penyakit ginjal memang tidak menular, tapi bisa menyebabkan kematian. Karena itu kita perlu meningkatkan kesadaran untuk mencegahnya agar tidak menjadi penyakit kronis.

  

Ciri-ciri penyakit ginjal terkadang tidak mudah dikenali, apalagi oleh meraka yang tidak mengetahui penyakit seputar ginjal atau meraka yang awam terhadap ciri penyakit kronis, sementara itu penyakit ginjal jika terus dibiarkan akan menjadi penyakit ginjal yang akut atau kronis.

Oleh karena ciri-ciri dari penyakit ginjal perlu dikenali dan diketahui sebagai suatu upaya dalam kewaspadaan untuk menjaga diri dan kesehatan dari penyakit ginjal. Jika seseorang menderita penyakit ginjal masih berada pada stadium awal ciri-ciri penyakit ginjal tidak menunjukkan gejala yang mudah dikenali begitu saja tanpa melalui pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit ginjal tersebut.

Seseorang yang mengalami penyakit ginjal tanpa merasakan gejala awal seperti kinerja dan kemampuan ginjal yang semakin menurun dan akan terjadi penumpukan sisa-sisa racun yang harusnya dikeluarkan dari tubuh. Hal demikian dapat menyebabkan pembengkakan pada wajah, kaki dan nafas menjadi pendek dan sesak.

Berikut ini ciri-ciri penyakit ginjal, diantaranya adalah :

  1. Sering mengalami masalah anemia
    2. Saat di cek ternyata kadar Hemoglobin (Hb) rendah
    3. Tubuh terasa mudah lelah
    4. Sering merasa sakit dan kram
    5. Penurunan nafsu makan
    6. Susah tidur atau insomnia
    7. Wajah dan kaki terlihat bengkak
    8. Mata terlihat cekung dan mulut terasa kering seperti kekurangan lendir atau cairan dalam mulut

Jika anda mengalami gejala atau ciri diatas sebaiknya lakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah anda terserang penyakit ginjal atau tidak dengan melakukan pengecekan tes urine dan kreatinin, untuk memastikan seberapa berat penyakit ginjal yang menyerang.

Akibat Penyakit Ginjal

 

Ginjal bertugas menyaring zat-zat buangan yang dibawa darah agar tetap bersih dan membuang sampah metabolik tersebut agar sel-sel tubuh tidak menjadi loyo akibat keracunan. Zat-zat tersebut berasal darai proses normal pengolahan makanan yang dikonsumsi dan dari pemecahan jaringan otot setelah melakukan suatu kegiatan fisik. Tubuh akan memakai makanan sebagai energi dan perbaikan jaringan sel tubuh. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari makanan tersebut sesuai dengan keperluan untuk mendukung kegiatan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian di saring di ginjal.

Bersamaan bertambahnya usia, fungsi ginjal juga akan menurun. Setelah umur 40 tahun, kita mulai kehilangan beberapa nefron yaitu saringan penting di dalam ginjal. setiap dekade pertambahan umur, fungsi ginjal menurun sekitar 10 ml/menit/1,73 m2. Dengan perhitungan standar laju filtrasi glomerulus/LFG (Glomurelar Filtration Rate/GTR) normla sekitar 100 ml/menit/1,73 m2, penurunan tersebut adalah sama dengan 10 % dari kemampuan normal fungsi ginjal.

 

Selain proses penuaan, terjadi pula penurunan fungsi ginjal karena gangguan penyakit, kecelakaan, keracunan, ataupun luka sekitar 20 % yang lebih banyak berpengaruh sehingga bisa terjadi kerusakan ginjal yang berat adalah infeksi ginjal, batu ginjal dan penyakit kronis lainnya yang diakibatkan oleh ginjal yang terganggu.

Tim Ginjal RS. Muhammadiyah Bandung

  1. Prof DR. Dr. H Rachmat Soelaeman,Sp PD-KGH
  2. dr. Hj. Lien Sumarlina
  3. 9 Perawat Terlatih Hemodialisa

 source


sedang-hamil-jangan-lupa-untuk-selalu-konsumsi-12-makanan-ini.jpg
17/Jan/2015

sedang-hamil-jangan-lupa-untuk-selalu-konsumsi-12-makanan-ini

 

rsmb.co.id – Mengonsumsi makanan sehat sangatlah penting untuk kesehatan tubuh Anda terutama bagi wanita hamil. Sebab saat hamil, Anda tidak hanya memberikan makanan untuk diri Anda sendiri namun juga janin yang sedang Anda kandung. Masa kehamilan juga masa penting bagi terbentuknya organ penting janin oleh karena itu mengonsumsi makanan bernutrisi sangatlah penting.

Dilansir dari healthmeup.com, berikut adalah makanan super sehat untuk ibu hamil.

Telur
Telur merupakan salah satu sumber protein terbaik dan mengandung asam amino yang penting untuk kesehatan Anda dan bayi Anda. Telur juga dikemas dengan sejumlah vitamin dan mineral, seperti kolin, yang meningkatkan perkembangan otak bayi. Namun pastikan Anda tidak mengonsumsi telur setengah matang saat sedang hamil.

Sayuran hijau
Sayuran hijau mengandung folat dan zat besi dengan jumlah tinggi. Semua nutrisi ini penting untuk kesehatan tubuh Anda.

Buah beri
Blueberry, stroberi, dan blackberry yang lezat penuh antioksidan. Buah beri juga mengandung vitamin C, potasium, folat, dan serat. Anda bisa mengonsumsinya secara langsung atau ditambahkan ke dalam puding atau oatmeal.

Kacang-kacangan
Semua jenis kacang-kacangan mengandung nutrisi penting untuk ibu hamil. Makanan sehat ini penuh akan protein, serat, dan nutrisi penting seperti zat besi, folat, kalsium, dan seng.

Oatmeal
Oat terdiri dari karbohidrat kompleks yang membuat Anda kenyang lebih lama. Oat juga membantu menurunkan kolesterol dan mengontrol kadar gula darah Anda. Hal ini penting untuk mencegah diabetes yang biasanya terjadi pada masa kehamilan.

Yogurt rendah lemak
Minum susu memang menyehatkan kandungan. Namun Anda bisa mengonsumsi produk olahan susu lainnya yang lebih sehat seperti yogurt. Sebab yogurt mengandung kalsium, protein, serta bakteri baik untuk mencegah sembelit yang biasanya terjadi pada masa kehamilan.

Pisang

Pisang mengandung kalium yang tinggi. Nutrisi ini diperlukan agar Anda lebih merasa berenergi ketika sedang hamil. Makan pisang juga mencegah mual saat sedang hamil.

Brokoli
Kandungan kalsium dan folat di dalam brokoli penting untuk mendukung kesehatan kehamilan. Brokoli juga membantu tubuh untuk menyerap zat besi yang bermanfaat untuk kesehatan janin.

Daging tanpa lemak
Anda membutuhkan asupan zat besi tinggi saat sedang hamil. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan Anda merasa kelelahan. Salah satu jenis makanan tinggi zat besi adalah daging. Namun pilihlah jenis daging rendah lemak agar Anda tidak terkena kolesterol tinggi saat sedang hamil.

Biji-bijian
Saat hamil, hindari mengonsunsi makanan bertepung tinggi. Sebagai gantinya, konsumsi banyak biji-bijian seperti gandum sebab gandum kaya akan folat dan zat besi.

Jeruk
Jeruk mengandung vitamin C, folat, dan serat. Jeruk juga terdiri dari 90% air yang efektif memenuhi kebutuhan cairan Anda.

Buah kering
Saat sedang hamil, biasanya hasrat Anda untuk nyemil sangatlah tinggi. Salah satu jenis camilan sehat yang bisa Anda konsumsi adalah buah kering sebab buah ini kaya akan serat, zat besi, dan protein.

Itulah beberapa jenis makanan sehat yang wajib untuk Anda konsumsi selama masa kehamilan. Ingat pula bahwa sebaiknya Anda mengonsumsi makanan tersebut dalam bentuk segar sebab kandungan nutrisi di dalamnya masih tinggi.

 

Source


12-kebiasaan-ini-mampu-hancurkan-kesehatan-ginjal.jpg
17/Jan/2015

 

12-kebiasaan-ini-mampu-hancurkan-kesehatan-ginjal

rsmb.co.id – Ginjal merupakan salah satu organ penting tubuh yang memiliki fungsi untuk menyaring darah dan racun yang ada di dalam tubuh. Ginjal juga memproduksi beberapa jenis hormon yang akan membantu Anda untuk menyerap beberapa jenis mineral penting. Tanpanya, kesehatan tubuh Anda pastilah terganggu.

Itulah sebabnya Anda harus mewaspadai beberapa kebiasaan yang mampu mengganggu kesehatan ginjal. Dilansir dari boldsky.com, berikut adalah kebiasaan perusak kesehatan ginjal.

Alkohol
Tahukah Anda bahwa minum minuman beralkohol mampu merusak ginjal? Hal ini disebabkan karena ginjal harus bekerja ekstra keras untuk menyaring racun di minuman beralkohol. Oleh sebab itu, ketika kebiasaan ini dilakukan secara terus-menerus maka ginjal Anda dapat rusak.

Merokok
Salah satu kebiasaan yang merusak ginjal adalah merokok. Sebab rokok akan mempengaruhi kesehatan pembuluh darah dan mengganggu sirkulasi darah ke berbagai macam organ penting tubuh.

Soda
Selain minuman beralkohol, soda juga cenderung merusak kesehatan ginjal. Sebuah penelitian terbaru menyimpulkan bahwa soda akan membuat urin Anda mengandung protein yang menjadi perusak kesehatan ginjal.

Stres di kandung kemih
Stres di kandung kemih biasanya terjadi ketika Anda sering menunda buang air kecil. Stres ini juga akan memberikan tekanan tidak sehat pada ginjal. Oleh karena itu jangan tunda keinginan Anda untuk buang air kecil.

Kurang minum
Air minum penting untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Sebab ketika racun menumpuk dalam darah, maka akan menyakiti ginjal.

Jarang berolahraga
Kurangnya frekuensi berolahraga juga mempengaruhi kesehatan ginjal. Sebab saat Anda jarang berolahraga maka organ tubuh tidak teregenerasi dengan baik serta membuat berat badan meningkat yang akhirnya mampu merusak kesehatan ginjal.

Kurang tidur
Saat tidur, maka organ tubuh pun beristirahat dengan baik. Sehingga bayangkan jika Anda kurang tidur, maka ginjal akan bekerja terus-menerus dan akhirnya kemampuannya menurun.

Kekurangan vitamin
Kekurangan vitamin, terutama vitamin B6 akan meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal. Sehingga pastikan Anda mengonsumsi makanan bernutrisi setiap hari untuk kesehatan ginjal dan tubuh secara keseluruhan.

Mengonsumsi banyak garam
Tingginya jumlah natrium dalam darah mampu mengganggu kesehatan ginjal Anda. Oleh karena itu pangkas konsumsi garam melalui konsumsi makanan sehat.

Kafein berlebih
Kafein memang baik untuk kesehatan tubuh. Namun terlalu banyak kafein juga mampu merusak ginjal. Sebab kafein akan mempengaruhi tekanan darah yang berdampak langsung pada kesehatan ginjal Anda.

Minum obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat-obatan tertentu mampu mempengaruhi kesehatan ginjal. Sebab ginjal harus berjuang keras untuk menyaring bahan kimia di dalamnya.

Mengonsumsi protein berlebihan
Protein penting untuk pembentukan organ tubuh. Namun jika terlalu banyak maka harus membuat ginjal bekerja keras untuk mencernanya dan jika tercerna tidak sempurna maka akan menyebabkan pembentukan batu ginjal.

Itulah beberapa kebiasaan yang mampu mempengaruhi kesehatan ginjal. Oleh karena itu ketika Anda ingin mempunyai ginjal yang sehat, maka sebisa mungkin jauhi kebiasaan buruk tersebut.

 

Source


20141230_111445reduce-1024x576.jpg
13/Jan/2015

20141230_111445reduce

Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (Muhammadiyah Disaster Management Center atau biasa disingkat MDMC) melakukan aksi kemanusiaan bagi korban banjir di Bandung Selatan, Jawa Barat. Aksi dropping logistik dilakukan di dua titik-titik posko MDMC.

Kondisi banjir sendiri menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung mengatakan banjir di tiga kecamatan di Kabupaten Bandung semakin parah dan masuk status tanggap bencana. Ketinggian air meningkat dari sebelumnya 2 meter menjadi 3 meter. Dan jumlah pengungsi pun bertambah. Ketinggian air sempat surut pada hari Ahad kemarin, namun hujan lebat mengguyur daerah hulu Citarum sehingga air meluap dari Sungai Cisangkuy.

Berdasarkan data dari Tim MDMC di lapangan, saat ini kebutuhan mendesak para pengungsi antara lain:

Makanan siap santap/ Instan

  1. Air mineral
  2. Matras, selimut, dan pakaian hangat
  3. Medis/ obat-obatan
  4. Makanan dan kebutuhan bayi
  5. Pakaian dalam (pria/ wanita)

Menuju ke Galeri >>


© Copyright 2024 - Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.

ăn dặm kiểu NhậtResponsive WordPress Themenhà cấp 4 nông thônthời trang trẻ emgiày cao gótshop giày nữdownload wordpress pluginsmẫu biệt thự đẹpepichouseáo sơ mi nữhouse beautiful